Pendapatan dan Laba Bersih PTBA Kompak Tergerus
Wednesday, May 01, 2024       15:47 WIB

JAKARTA, investor.id - Pendapatan dan laba bersih PT Bukit Asam Tbk () pada kuartal I-2024 tergerus. Pelemahan kinerja tersebut disebabkan oleh pembengkakan beban dan penyusutan penjualan kepada pihak ketiga.
Dalam laporan keuangan konsolidasi yang dipublikasikan, anggota Holding  BUMN Pertambangan MIND ID ini menorehkan pendapatan Rp 9,4 triliun, turun 5,49% dibandingkan pendapatan kuartal I-2023 sebesar Rp 9,95 triliun.
Pelemahan itu merembet kepada perolehan laba bruto atau EBITDA yang terpangkas dari sebelumnya Rp 2 triliun menjadi Rp 1,41 triliun pada kuartal I-2024.
Setelah dikurangi biaya-biaya, laba bersih pun terkikis 31,98% menjadi Rp 790,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,16 triliun. Termasuk, total aset perusahaan yang kian menciut dari sebelumnya Rp 38,76 triliun menjadi Rp 38,41 triliun per 31 Maret 2024.
Performa kurang positif tersebut merupakan buntut dari penjualan batu bara kepada pihak ketiga yang melorot 15,86% dari sebelumnya Rp 5,38 triliun menjadi Rp 4,53 triliun. Begitu juga dengan pendapatan dan aktivitas lain dari pihak ketiga yang terkikis dari Rp 110,73 miliar menjadi Rp 103 miliar.
Sedangkan pendapatan dari penjualan batu bara kepada pihak berelasi serta pendapatan dari aktivitas lainnya kepada pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 4,76 triliun dan Rp 9,86 miliar. Keduanya turun dibandingkan perolehan tahun sebelumnya.
Kemudian, penurunan penjualan batu bara kepada pihak berelasi yaitu MIND ID Trading Pte Ltd yang anjlok 33,52% menjadi Rp 741 miliar ketimbang sebelumnya Rp 1,11 triliun. Namun, penjualan kepada PLN Group naik menjadi Rp 3,39 triliun dari sebelumnya Rp 2,97 triliun.
Performa pada kuartal I-2024 juga dipengaruhi oleh beban pokok pendapatan yang membengkak dari sebelumnya Rp 7,89 triliun menjadi Rp 7,90 triliun. Pembengkakan tersebut utamanya didorong oleh naiknya biaya gaji, upah, dan imbalan karyawan menjadi Rp 234 miliar, termasuk pembelian batu bara sebesar Rp 14,10 miliar.
Pembengkakan beban juga datang dari persediaan batu bara dan minyak kelapa sawit yang pada akhir periode kerugiannya meningkat menjadi Rp 3,91 triliun daripada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,87 triliun.
Sekretaris Perusahaan Niko Chandra mengungkapkan, perseroan memproduksi total batu bara pada kuartal I-2024 mencapai 7,3 juta ton atau bertumbuh 7% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 6,8 juta ton.
"Kenaikan produksi tersebut sejalan dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 9,7 juta ton," jelas Niko dalam keterangan resmi, Rabu (1/5/2024).
Ekspor Menguat
Pada kuartal I-2024, mencatat penjualan ekspor sebesar 3,8 juta ton, menguat 4% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekspor di antaranya terjadi ke sejumlah negara seperti India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Malaysia. Sementara, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton, tumbuh 14% secara tahunan.
Adapun realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret 2024, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.
Niko menambahkan, tahun ini perseroan sejumlah tantangan di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21% secara tahunan dari US$ 100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi US$ 78,9 per ton. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49% secara tahunan menjadi US$ 125,76 per ton.
Karena itu, terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga efisiensi secara berkelanjutan berjalan optimal.
"Perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan berdampak positif bagi kinerja keuangan ," tutup Niko.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Tuesday, May 21, 2024 - 20:39 WIB
BNBR Ngegas Bisnis Hijau, Bikin Usaha Patungan Ini
Tuesday, May 21, 2024 - 20:23 WIB
Rencana Penyelenggaraan Public Expose Tahunan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
Tuesday, May 21, 2024 - 20:19 WIB
PPGL Dividen Tunai Rp 4 per Saham
Tuesday, May 21, 2024 - 20:14 WIB
BRIS Dividen Tunai Rp 18,5470451 per Saham
Tuesday, May 21, 2024 - 20:05 WIB
BTN Resmikan Sales Center di 3 Kota
Tuesday, May 21, 2024 - 18:58 WIB
WTON Dividen Tunai Rp 0,79 per Saham
Tuesday, May 21, 2024 - 18:37 WIB
Sambut Kehadiran Starlink, ISAT Siap Berkolabirasi
Tuesday, May 21, 2024 - 18:36 WIB
Bayar Gaji Karyawan, Indofarma (INAF) Sedot Uang Biofarma
Tuesday, May 21, 2024 - 18:35 WIB
PSSI Dividen Tunai Rp 48 per Saham
Tuesday, May 21, 2024 - 18:10 WIB
Indosat (ISAT) Bagikan Dividen Rp2,16 Triliun, 48 Persen dari Laba 2023